“Yang dipojok itu!! Mau jadi preman apa kamu, berdiri dan masukan bajumu!!” Tambah seorang lagi yang melihatku tetap tak beranjak dari posisiku semula.
“Kalo saya gak mau kenapa?” jawabku dengan nada datar. Mendengar jawabanku tampaknya mereka sangat tidak puas, malahan salah satu dari mereka berjalan mendekatiku, menarik kerah bajuku yang memaksaku untuk berdiri meninggalkan posisi yang menurutku paling nyaman tadi.
“Kamu mau jadi jagoan di sini?” Tambahnya.
“Heh dengar ya sebenernya kamu itu yang sok jagoan narik-narik baju saya kayak gini” Mendengar ucapanku lelaki itu pun melepaskan tangannya di kerah bajuku kesempatan itu langsung kugunakan untuk membenahi keadaan bajuku yang sedikit kusut karenanya
Aku melihat ke sekelilingku dimana sahabat-sahabatku seperti memberikan isarat kepadaku untuk membuka keran keributan saat itu.
Dua orang lainnya pun mulai mendekatiku, dan saat ini aku seperti terkepung oleh tiga badan yang sesungguhnya jauh lebih besar daripada tubuhku saat ini. Yang seorang tadi sekarang benar-benar berada di hadapanku saling beradu pandangan.
“Plaakk” tidak ku duga ternyata ia berani menampar wajahku saat itu. Membuat aku seperti kesetanan, emosiku meluap-luap bagai tsunami yang terjadi diaceh beberapa tahun lalu. ku kepalkan kedua tanganku.
“bangsatt!!” Pekikku dan kuhujam wajah  lelaki yang menamparku tadi dengan kepalan tangan bahkan terjangan kaki. Tak terkecuali sahabat-sahabatku, mereka pun mengambil bagian mengeroyok kedua orang lainnya sedangkan aku tetap berduel dengan lelaki tadi, bergulung-gulung di tanah bagai adonan kueh yang sengaja di campurkan dengan tepung di nampan, akhirnya aku dapat mendudukinya, dapat menguasainya dengan penuh, tanganku seperti tak ingin membuang-buang kesempatan emas ini, kedua tanganku mengujam wajah lelaki yang sesungguhnya kelak akan menjadi kakak kelasku ini. Kami sudah seperti babi yang bermain dilupur. Baju yang sedianya berwarna putih menempel di tubuh kami seakan di cat dan berubah warna menjadi coklat kehita-hitaman.

    1 tahun berlalu dan saat ini kami telah duduk di kelas 2 sekolah menengah akhir dan kebetulan saat ini kami berenam bisa mendapat jatah satu kelas. Seperti halnya saat di SMP kemarin kami masih saja di cap sebagai murid yang badung dan suka membuat keributan, itu lah yang membuat saat ini disegani oleh siswa-siswa lain di sekolah ini apalagi mengingat kejadian satu tahun lalu.
Pagi itu semua tampak seperti biasa, kami kembali terlambat dan baru datang saat pelajaran sudah memasuki jam ke 2. Belum lama kami datang tiba-tiba masuk seorang guru berbadan gembul dan berkacamata yang tak lain adalah ibu Bandiah yang sudah kami anggap seperti musuh bebuyutan kami si sekolah ini, masuk bersama seorang wanita berwajah manis berambut panjang berkulit putih mulus tetapi mengenakan rok yang bisa dibilang sangat mini dimana rok yang ia kenakan tersebut seperti tak sanggup lagi menutupi paha mulusnya itu, dari penampilannya itu aku sudah dapat menebak bahwa ia bukanlah warga desa sini melainkan gadis kota yang sarat akan pergaulan.
“Assalamu’alaikum anak2” Salamnya berusaha seramah mungkin.
Seketika suasana kelas berubah menjadi hening, semua mata tertuju pada gadis anggun tersebut. Kulihat kearah Adi yang duduk tepat di sampingku, akupun hanya dapat tersenyum kecil setelah mengetahui arah pandang Adi yang ternyata tertuju pada paha mulus murid baru tersebut.
“Dasar otak bokep” Pikirku tentang sahabatku yang satu ini.
Pandanganku kembali lagi kedepan, mengarah kepada siswi baru yang tengah berdiri di depan kami.
“Setelah di pandang-pandang ternyata siswi itu cantik juga ya” ketusku tidak sadar dengan suara datar.
“ehhem, perkenakan semuanya nama saya adalah Devi Septiani biasa di panggil Epi saya pindahan dari SMA Negri 6 Bandung, Semoga kalian bisa menerimaku di sekolah ini ya” Terangnya dengan ramah setelah di persilahkan oleh ibu Bandiah.
“Devi silahkan kamu duduk di mana kamu suka”
“Iya bu, makasih”
Setelah hari itu semuanya seperti berubah, Devi menjadi sangat terkenal di kalangan siswa-siswa sekolah ini. Banyak siswa-siswa yang datang ke kelas ini hanya demi untuk mencari-cari perhatian dari Devi. Beragam cara mereka lakukan untuk menarik perhatian Devi, ada yang berpura-pura memanggilnya ke kantor BK, ada yang mengirim surat cinta, dan masih banyak yang lainnya.

=================================

Bye: Galang_eka

0 Komentar untuk : Belum Ada Judul (part3)

Berikan kami komentar dan kritik kalian, karena kami sangat membutuhkan itu guna memperbaiki blog amatir kami ini.