“gua ini emang pinter ya, hehe”
Tak lama kemudian Aris datang dan membukakan gerbang ini untuk ku
“Kamu itu dari dulu gak berubah ya Ren, nyusahin orang aja bisanya” ketusnya sedikit kesal
“Hehe, ya map loh res-res, ya saya juga bingung mau minta bantuan siapa kecuali kamu ris”
“iya-iya gpp, yaudah ayok masuk keburu bapak musonip ngeliat lagi nanti”
“oke-oke”
Untuk kesekian kalinya aku berhasil lolos dari hukuman. Di kelas ternyata sudah ada Adi, Rama, Ari, dan Edi yang sudah menunggu ku
“Kayak-kayak nya ada yang terlambat lagi nih” Sindir Adi dengan sedikit tersenyum
“Pak Musonip, pak Musonip liat nih Rendi terambat lagi” ledek Edi sambil cekikikan
“Ledek aja terus sampek kalian puas” Ketus ku agak kesal.Rasa kesal ku bertambah ketika mereka malah tertawa cekikikan melihatku meletakkan tas
“hahaha, lang-lang kayak gitu aja ngambek loh kita kan cuman becanda” seru Adi sembari mendekatiku
“Bodoklah” jawabku singkat
Oya, perlu diketahui mereka semua adalah sahabat-sahabat terbaik ku. Kami sudah bersama sejak Sekolah Dasar dan sampai sekarang pun kami masih tetap bersama, dan akan selalu bersama untuk selamanya, setidaknya itulah janji yang telah kita buat bersama.Di sekolah kami berenam di kenal sebagai murid yang lumayan badung, kami sering merokok di kelas, bolos pelajaran bersama, bahkan kami berenam pernah berkelahi dengan guru kami sendiri saat kami masih duduk di kelas 2 sekolah menengah pertama tersebut.
Ujian Nasional telah usai, Kami berenam dinyatakan lulus dan kami sepakat memutuskan untuk bersama-sama melanjutkan di sebuah SMA yang masih berada di desa kami kecuali Rama, anak pendiam nan jenius itu memutuskan untuk
melanjutkan ke jenjang SMA di Jakarta, itu disebabkan ayah nya yang seorang guru di pindah tugaskan di sebuah sekolah menengah pertama di Jakarta yang memaksa Rama beserta keluarga nya untuk turut pindah ke kota metropolitan yang kejam tersebut.Sepeninggalan Rama hilanglah sudah cerita mengenai “enam sekawan” yang dikenal badung dan suka membuat onar ini, ya setidaknya itu lah sebutan yang di berikan murid-murid di SMP untuk menggambarkan tentang kami berenam.
Tapi sekarang semuanya tinggal kenangan Rama sudah pergi meninggalkan kami juga desa ini, yaah setidaknya masih ada kami berlima yang akan kembali membuat cerita tentang kami di SMA ini :D
*****
Dan inilah kami sekarang di sekolah yang baru,
suasana yang baru, juga keadaan yang baru.
“Yang bener aja masak kita mau di MOS panas-panas
begini” Gerutu Adi dengan kesal pada hari pertama kami di MOS (masa orientasi
siswa) tetapi sepertinya cuaca hari ini seperti sangat tidak mendukung.
Matahari seperti sedang murka memuntahkan seluruh panasnya ke permukaan bumi
tercinta, semakin menyiksa kami yang saat ini sedang berjuang untuk dapat
melanjutkan sekolah kami.
Lelah yang sangat sudah mulai melanda kami, keringat
pun mulai bercucuran di mana-mana, kulihat dari kejauhan ada sebagian siswa yang telah jatuh pingsan tidak kuat akan
keadaan ini. Kaki-kaki ku seperti sudah tidak lagi kuat menahan beban dari
tubuhku yang bisa dibilang kurus ini, keringat pun mulai membasahi tubuhku. Tak
kuat keadaan ini aku pun terduduk diantara keempat sahabatku.
“Yaudah ngiup dipohon itu aja yok ceh!” Ajakku
sembari menunjuk kearah sebuah pohon besar dipinggir lapangan tempat kami
melaksanakan MOS.
“Kenapa kalian malah pada diem semua? Kalian takut
sama anggota-anggota OSIS itu?” lanjutku, langsung bangkit dan menuju kearah
pohon besar yang aku maksud, dan seperti perkiraanku mereka semua pasti akan
mengikutiku.
Aku kembali terduduk dan bersandar di pohon yang
besar nan rindang ini, Udara nan sejuk juga keadaan yang hening karena berada lumayan jauh dari
rombongan siswa lainnya membuatku semakin terlena. Akar-akar yang menjulur dari
pohon ini seakan menari-nari membuatku semakin tak ingin beranjak dari pohon
tersebut. Kulihat dari kejauhan ada tiga orang berseragam putih abu-abu yang
berbeda dengan kami yang masih mengenakan seragam putih biru itu perlahan
mendekati kami.
“Heeey kalian!! Ngapain malah pada ngumpul-ngumpul
kayak gitu?! Apa kalian enggak punya matak! Liat teman-teman kalian yang
lainnya sedang panas-panasan kayak gitu kalian malah enak-enakan tidur-tiduran
di sini!!” Bentak saah seorang dari mereka yang membawa sebatang rotan yang
kira-kira berukuran sebesar ibu jari layaknya seorang jagoan.
Bye: Galang_eka
0 Komentar untuk : Belum Ada Judul (part2)
Berikan kami komentar dan kritik kalian, karena kami sangat membutuhkan itu guna memperbaiki blog amatir kami ini.